Prakata:
Halaman HTML ini khusus dipersembahkan untuk para fans JKT48 (lebih khusus lagi untuk yang Oshimen-nya Stella) dengan segenap jiwa dan raga dari seorang penulis blog menyedihkan.
Halaman HTML ini khusus dipersembahkan untuk para fans JKT48 (lebih khusus lagi untuk yang Oshimen-nya Stella) dengan segenap jiwa dan raga dari seorang penulis blog menyedihkan.
Buat yang gak tau, Stella Cornellia itu salah satu personel
JKT48, sebuah Idol Group yang juga semacam trend kultur pop yang lagi happening
di Indonesia. Toh, puluhan channel bertebaran di Youtube dan ratusan Fanspage
bermunculan facebook, dan juga hampir semua cowok yang kebanyakan menderita
problema jomblo akut ngefans dengan Idol Group yang satu itu. Soalnya semua
tau, “Cakep” itu tuh standard ukuran bagaimana seorang/sekelompok cewek disukai
oleh mata publik (alias: Cowok) pas mereka sedang melakukan sesuatu di atas
panggung.
![]() |
|
“hei, yang
pake headset itu aku! Beneran!”
|
Sementara itu, kembali ke Stella Cornellia, dia itu emang
cantik, dan… emang cantik. Walaupun
gak begitu kelihatan menonjol dari anggota JKT48 yang lain, adalah fakta kalo
dia itu tuh… emang cantik. Terlahir
dengan anatomi tubuh yang seperti itu, memang gak aneh kan kalo dia itu tuh… emang cantik.
![]() |
|
butuh konsentrasi
tinggi untuk membaca tulisan ini tanpa melihat gambar diatas
|
Sebenernya, buat bikin sebuah postingan tentang dia tuh agak
sulit, mengingat penulis blog ini bukan siapa-siapanya dia, dan para WOTA
diluar sana sudah siap-siap dengan bom molotov kalo isi dari artikel ini
sedikit tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, kan?
Balik maneng nang BIMA.
![]() |
|
"You
should read all of this f*ckin’ review!" –Bima, pas baca tulisan ini
|
Dan juga, menimbang fakta kalo aku tuh semacam “A Natural
Born Action-and-Horror-Fans”, aku sudah nonton film horror dan action bahkan
sejak zaman SD, dan nonton film-film model quadrologi dari franchise ALIEN tuh
jauh lebih menyenangkan buatku daripada nonton Kamen Rider.
Jadi, pas kebetulan aku mau nonton BIMA SATRIA GARUDA,
ekspektasi tidak masuk akal seperti “Nih film bakalan se-Badass THE RAID” atau
“Aku mau lihat aktor dengan otot bisep setara Sylvester Stallone nembak orang
lain secara serampangan pake AK-47” sudah kubuang jauh-jauh.
![]() |
|
Atau juga:
Bruce Campbell dengan "Boom Stick"-nya
|
Dan… ternyata, BIMA gak seburuk yang ku bayangkan.
![]() |
|
Kayaknya aku
gak usah protes
|
Jadi, ceritanya nih seorang professor yang notabene ayahnya
Ray (Bima) sedang mendokumentasikan penemuannya yang diklaim lebih hebat dari
penemuan Benua Amerika oleh Columbus. Soalnya, yang ditemukannya adalah pintu
menuju dunia lain yang berisi mahluk-mahluk super, bukannya orang-orang
penderita ayan yang suka dansa Harlem Shake. Hanya saja, dengan kepandaian yang
dimilikinya, kenapa ia tidak sekalian membuat prajurit Frankenstein atau
senjata biologis untuk kemudian dijual ke Menhankam.
![]() |
|
meskipun dia
juga melakukan penelitiannya dengan kondisi minim
peralatan canggih
|
Nah disinilah awal tragedi yang menimpa keluarga adem ayem
Ray. Gerombolan (selanjutnya akan ku sebut) “Devastator from The Outer Space”
yang dipimpin oleh Rasputin inipun berniat mengambil alih Bumi untuk memenuhi
kebutuhan biologis mereka. Tidak aneh, soalnya selain Bumi itu tempat yang
masih layak dihuni, keadaan planet tempat tinggal Rasputin pun lebih terlihat
seperti “District 9 minus Alien Prawl dengan lebih banyak asap disana sini dan
juga mahluk-mahluk aneh”
![]() |
|
walaupun
kadang juga terlihat seperti New York
pasca film INDEPENDENCE DAY
|
Dan akhirnya keluarga Ray pun dibunuh oleh salah satu
komandan dari Rasputin (yang kemungkinan emosi karena tidak bisa bertemu dengan
Presiden SBY untuk menyerahkan surat pengambil alihan planet bumi). Ray
akhirnya tumbuh menjadi pemuda alim yang memiliki insting cukup tajam dan
analisa yang mendetail soal permasalahan yang sedang dihadapinya. Dan ini juga
yang membuat Rena (Stella JKT48) menjadikannya seorang bodyguard dan juga…
“quietly-friend-with-a-benefit”
Bisa ditebak, mahluk-mahluk
dari dunia lain yang cemburu karena melihat Ray jalan bareng dengan Rena lantas datang ke bumi untuk menyerbu Theater
JKT48 dan lantas menanyakan kabar miring mengenai salah satu anggotanya… eh
bukan, maksudku salah satu dari penghuni dunia lain yang bernama Mikhail kabur
ke bumi lalu dicegat oleh pasukan Rasputin. Kebetulan juga, Ray tahu hal itu
dan dengan instingnya membantu Mikhail, lalu… eng, ing, eng, akhirnya disitulah
awal mula kemunculan BIMA SATRIA GARUDA.
Jadi, apa yang perlu dibahas setelah resensi yang cukup panjang diatas? Ada lah, yaitu “Something what I Like and Dislike”, dan dibawah ini adalah list-nya:
Jadi, apa yang perlu dibahas setelah resensi yang cukup panjang diatas? Ada lah, yaitu “Something what I Like and Dislike”, dan dibawah ini adalah list-nya:
What I Like: Motif
Pada awalnya, sebuah cerita itu kudu punya motif, baik yang
tidak masuk akal sekalipun. Bahkan film AUGUST UNDERGROUND’S MORDUM punya motif
agar ceritanya bisa jalan, yaitu “Sekelompok orang gila masokistik yang hobi
bunuh orang melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pengidap
masokistik, yaitu: bunuh orang”. Nah, apa yang dilakukan oleh Rasputin, sang
antagonis utama kita diatas juga sama, yaitu motif. Hanya saja, motif dari
Rasputin ini kelihatan jauh lebih rasional, soalnya “ingin menguasai bumi karena planetnya minim sumber daya alam”,
bukan cuma ”ingin menguasai bumi karena
pengen aja”
What I Like: “Indonesia” yang tidak
terlalu menonjolkan kalo ini tuh “Indonesia”
Walaupun serial ini tuh notabene dapat sokongan dari pihak
luar (Jepang), tetapi tidak serta merta outputnya jadi kelihatan “terlalu
ke-Jepang jepang-an”. Maksudnya, kita gak melihat kimono, salah satu referensi karakter
anime, gambar-gambar hentai, ataupun tradisi jepang yang biasanya ada di
film-film yang settingnya di Jepang. Jadi apa yang kita lihat disini tuh beneran Indonesia, ada perumahan padat
penduduk, Monas, jembatan reot, dan juga… bengkel.
![]() |
|
tergambar di
atas: Indonesia
|
Sementara, banyak yang berpendapat kalo Bima itu kurang
“Indonesia” karena tokohnya yang kurang “Indonesia”. Nah, sebenarnya pendapat
itu gak salah, cuma aku punya beberapa pendapat yang bisa digunakan sebagai
bantahan:
- Serial ini tuh dibiayai juga oleh pihak yang mendanai serial Kamen Rider (yang notabene dari Jepang), jadi kalo Bima disini kelihatan seperti Kamen Rider, wajar saja karena seenggaknya mereka butuh semacam “marketting” buat produk buatan mereka sendiri.
- Ini serial Tokusatsu, bukan “Tutur Tinular” yang kelihatan seperti Tokusatsu. Sementara yang mau membiayai ini juga tuh orang jepang. Nah, untuk itulah sebenarnya penyesuaian itu perlu, Kamen Rider lokal gak perlu terlihat atau memakai aksesoris tradisional seperti Gatot Kaca atau Hanoman, dan juga karakter antagonisnya gak perlu kelihatan seperti Buto Ijo atau Rahwana, tapi cukup perlihatkan kalo itu tuh settingnya di Indonesia. Toh, THE RAID sukses membuat karakter-karakternya terlihat seperti orang Indonesia dengan hanya memakai kaos oblong, sandal jepit, dan celana butut (yang sebenarnya memang pakaian sehari-hari orang Indonesia zaman sekarang), jadi kenapa orang-orang selalu mencemooh BIMA SATRIA GARUDA sambil berpikir kalo karakter Tokusatsu harus terlihat seperti orang-orang di film “Tutur Tinular”? serius, Fuck lah!
What I Like: Kostum yang lumayan
keren
Jujur, salah satu hal yang cukup menyenangkan disini adalah
gimana costume designer membuat kostum yang tidak hanya kelihatan keren, tapi
juga tidak kelihatan seperti “bikinan film minim dana”. Toh, gak heran soalnya
(denger-denger) pihak dari produser Kamen Rider yang markasnya di Jepang sana
ikut membiayai apapun yang dibutuhkan serial ini. Tapi, tetap saja kostum yang
terbilang keren tersebut layak diacungi jempol.
![]() |
|
dan sama
sekali bukan yang ini
|
What I Like: of Course
Stella Cornellia!
![]() |
|
dari awal kau
tahu alasannya kan?
|
What I Like:
“Martial-arts-action-wannabe”
Toh, dari awal kita tau yang kita tonton itu tuh sebuah
serial tokusatsu, bukan sequel terbaru dari THE RAID ataupun DIE HARD, jadi
kita gak mungkin ngarep sebuah adegan perkelahian brutal ala Mad Dog vs Rama
& Andi atau juga aksi John McClane lari dari serbuan roket pesawat tempur.
Hanya saja, ketika lihat salah satu adegan dari perkelahian
Bima melawan prajurit dari “Devastator from The Outer Space”, samar-samar bisa
terlihat kalo semua koreografernya tuh praktis lumayan bagus dan para karakter
disini kelihatan seperti “bener-bener nonjok muka satu sama lain”, walaupun
tetep aja kelihatan banyak hal yang kurang mantab di sana sini. Namun, overall
ini masih kelihatan superior kalo dibandingkan Power Ranger pas berkelahi.
Jujur aku cukup suka sinematografinya, walaupun bahwa ini tuh jadi lebih kelihatan
seperti “Angling Darma” dengan setting yang berbeda daripada sebuah serial
tokusatsu jepang pada umunya.
![]() |
|
Dia memang
awesome
|
What I Like: The Soundtrack
Sejujurnya, aku bukan Ungu Cliquers. Tapi melihat keputusan
produsernya untuk nyuruh Oncy (personel dari Ungu Band) buat bikin
soundtracknya, aku menghargainya sepenuh hati. Soalnya, lagunya emang beneran
bagus. Dan pas itu juga aku langsung kepikiran buat download soundtracknya lah.
What I Dislike: Figuran yang
kelihatan seperti “figuran di semua serial Tokusatsu pada umumnya”
Harus diakui para karakter utama difilm ini memang badass,
tapi yang jadi masalah adalah para figuran (baca: warga sipil pada umumnya)
jadi kelihatan seperti “warga sipil disemua serial Tokusatsu pada umumnya”. Sumpah,
maksudku adalah kalo memang ada sekumpulan mahluk dimensi lain dengan kekuatan
super datang, kenapa orang-orang disini lari-larian gak jelas dan bukannya
langsung kabur dari TKP? Beneran, kenapa script yang diberikan oleh sutradara
serial Tokusatsu ataupun Power Ranger terhadap para figurannya sama sekali
tidak mengalami progress sejak dulu? Toh, walaupun tidak kelihatan menyedihkan
daripada baca status facebook dari orang yang “pura-pura pengen bunuh diri
soalnya aku tuh fans Death Metal pada umumnya”, tetep aja ngelihat figuran
bertingkah seperti itu sama sekali tidak keren.
![]() |
|
"Oh, jadi
lu anak alay di TV itu, ya?!" -prajurit Rasputin di atas
|
Jadi, apa penulis blog ini suka BIMA SATRIA GARUDA?
Sejujurnya, lumayan suka. Karena ini tuh gak jelek, dan juga mereka naruh
effort maksimal disini. Aku selalu menyempatkan diri untuk nonton, itu fakta
dan aku sama sekali gak malu akan itu.
Selain itu, ini masih lebih baik daripada nonton anak-anak
alay di TV, kan?













Ok..saya yg pertama komen..:D
BalasHapusFIlm ini dibantu Bandai dan Tokukatsu dari jepang yang membuat Kamen Rider dan Sentai (Power Ranger)..
about Bima, bagus kok.. teman-teman seumuran saya juga suka dan tidak mencemoh film itu untuk anak kecil..
efeknya sudah bagus, saya berharap ada efek percika api saat kena damage.
sayangnya untuk berubah gayanya masih kaku dan tidak terkesan "WAH"..
Btw.. mungkin orang dewasa yang nonton ini pasti hanya focus ke Stella (saya juga begitu), kalau untuk anak kecil seperti adik saya yg umurnya 6 tahu suka dengan efeknya..
Overall bagus kok.. andai Indonesia bisa sering2 buat seperti ini tanpa didanai Jepang..
Sebenernya serial ini bagus kok, secara samar-samar bakal terlihat kalo mereka juga memasukkan unsur pencak silat kedalamnya. Cuma berhubung yang main disini bukan aktor sekelas Grammy Awards, jadi pastinya banyak kekurangan disana sini. Tapi yang kutahu, sesuatu yang dibuat dengan effort maksimal akan menghasilkan sesuatu yang maksimal juga...
Hapusbtw blogmu kok keren? pake Javascript tah? sial aku gak ngerti Xp